PERUBAHAN POLA PERLADANGAN SUKU DAYAK DJONGKAKNG DI DESA EMPIYANG KECAMATAN JANGKANG KABUPATEN SANGGAU KALIMANTAN BARAT TAHUN 1998-2017

Aloisius Robiyanto, Suwarni ., Muhammad Syaifulloh

Sari


Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola perladangan suku Dayak Djongkakng di Desa Empiyang Kecamatan Jangkang Kabupaten Sanggau, dan kondisi perladangan, serta untuk mengetahui bagaimana dampak perladangan bagi perekonomian masyarakat suku Dayak Djongkakng di Desa Empiyang. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari empat langkah yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Dalampenelitian ini dapat disimpulkan bahwa perladangan merupakan sistem pertanian yang dipraktekan di berbagai belahan dunia yang luasnya ditaksir mencapai 360 juta Ha atau 30% dari luas lahan yang dapat digarap di dunia dengan orang-orang yang terlibat tak kurang 240 juta jiwa atau 8 % dari total penduduk dunia. berladang berpindah merupakan aktivitas kehidupan sosial ekonomi yang utama dan merupakan local genius didalam memenuhi kebutuhan hidup sekaligus pelestarian lingkungan antara makhluk hidup dengan lingkungan sekitarnya (ekologis) merupakan yang masih melekat didalam kehidupan sehari-hari yang masih berlangsung hingga saat ini. Berladang secara berpindah bagi suku Dayak Djongkakng di Desa Empiyang Kecamatan Jangkang Kabupaten Sanggau, masih merupakan pilihan utama dalamĀ  bentuk pemanfaatan maupun pengelolaan tanah dan hutan yang tepat sesuai dengan tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki serta melihat akan struktur dan keadaan dari kondisi tanah yang kurang subur

Teks Lengkap:

Download PDF

Referensi


Sjamsuddin, Helius. 2012. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak

Daliman, A. 2018. Metode Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Darini, Ririn. 2016. Sejarah Kebudayaan Indonesia Masa Hindu-Buddha. Yogyakarta. Ombak.

Hamid, Rahman, Abd. 2015. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Kelion. (2001). Perubahan Pola Perladangan Masyarakat Petani Desa Lape Kabupaten Sanggau. Pontianak. Balai Kajian dan Nilai Tradisional.

Pardosi awatir, Pang S.Asngari, Rudy C. Tarumingkeng,Djoko Susanto, dan Sumarjo. Peladang Berpindah: Kasus Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur, Dan Kabupaten Kutai Barat Di Provinsi Kalimantan Timur. Journal Penyuluhan Vol. 1 No.1. Hal 34-40.

Hidayat Yusuf. (2013). Sistem Perladangan Berpindah Sebagai Local Genius Pada Masyarakat Bukit Di Pegunungan Meratus, Kalimantan Selatan. Journal Vidya Karya Vol. 28, No. 1. Hal 82-88

Febriadi Ishan, Fajrianto. (2019). Kajian Aspek Sosial Ekonomi Dan Budaya Masyarakat Dalam Melakukan Aktivitas Perladangan Berpindah Oleh Masyarakat Kampung Ibasuf Distrik Aitinyo Kabupaten Maybrat. Journal Median (11).(1). Hal 17-25.

Talaohu Moda. (2013). Perladangan berpindah: antara masalah lingkungan dan sosial. Journal Populis Vol 7. No 1. Hal 59-63.

Yandi Jepri, Iskandar, M, Idham. 2019. PERMASALAHAN SOSIAL PADA MASYARAKAT LADANG BERPINDAH AKIBAT PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI DESA SEMPURNA KECAMATAN SUNGAI LAUR KABUPATEN KETAPANG. Jurnal Hutan Lestari Vol. 7, No 1. Hal 256-264.

Nopembereni Eti Dewi. (2109). Ketahanan Pangan Masyarakat PerladanganDi Kabupaten Barito Utara(Studi Kasus Kecamatan Gunung Timang). Journal Socio Economics Agricultural Vol. 14 No. 2.


Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.license.cc.by-nc4.footer##