EKSISTENSI RUMAH ADAT BALUK SEBAGAI PUSAT BUDAYA DAYAK BIDAYUH KECAMATAN SIDING KABUPATEN BENGKAYANG TAHUN 1940-2022

Igha Devitaria, Muhammad Syaifulloh, Agus Dediansyah

Sari


Peneltian ini berjudul “Eksistensi Rumah Adat Baluk Sebagai Pusat Budaya Dayak Bidayuh Kecamatan Siding Kabupaten Bengkayang Tahun 1940-2022”. Metode penelitian yang digunakan adalah Metode Sejarah dengan langkah yang digunakan terdiri dari (1) Heuristik (pengumpulan sumber, sumber primer dan sumber sekunder), (2) Verifikasi (keritik sumber, kritik internal dan kritik eksternal), (3) Interpretasi (penafsiran terhadap fakta-fakta sejarah), (4) Historiografi (penulisan sejarah). Rumah adat Baluk ini didirikan bertujuan untuk melaksanakan bermacam ragam acara upacara adat seperti Gawai Nibak’ng atau Nyobeng, bagi hasil buruan atau Tawa, upacara basamsam atau Mpalih Liih, meminta hari hujan atau panas kepada Tipa Iyak’ng atau Tuhan, dan lain sebagainya yang berkaitan denga upacara adat. Baluk yang pertama didirikan oleh Yu Muk Tanyih dan Kabakng Mak Dedek.Rumah adat Baluk Bumi Bhulutn Bi Kongok di dirikan Tepatnya pada tanggal 1 Mei 1997 itulah hari pertama di dirikannya rumah adat Baluk Bhulut’n Bi Kongok oleh Laub Mak Luluk, Tabun Mak Mop, Anung Mak Lina, Asuan Mak Ya, Nuji Mak Toyo, Wes Mak Giok, Asim Mak Biuh, Anat Mak Koon, Amin Mak Kilup, Guleu Mak Heri, Lep Mak Asan. 

 

Kata Kunci : Sejarah Suku Dayak Bidayuh , Rumah adat Baluk dan Budaya


Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Alloy, Surjari. dkk. (2008). Mozaik Dayak Keberagaman Subsuku dan Bahasa Dayak di Kalimantan Barat. Pontianak: Institut Dayakologi.

Batubara, S. M. (2017). Kearifan lokal dalam budaya daerah kalimantan barat (etnis melayu dan dayak ). Jurnal penilitian IPTEKS, 2(1).

Dalimann. 2012. C Bandung:CV Pustaka Setia.

Goa, L. (2017). Perubahan sosial dalam kehidupan bermasyarakat. SAPA-Jurnal Kateketik dan Pastoral, 2(2), 53-67.

Helius Sjamsuddin. 2012. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

H Sulasman. 2014. Metodologi Penilitian Sejarah Penerbit. Bandung:CV Pustaka Setia

H.Hartatik. (2016). Eksistensi Rumah Rumah Adat Banjar Dalam Pembangunan Berkelanjutan, Naditira Widya Vol 10, No 2.

Kuntowijoyo. 2003. Metodologi Sejarah Penerbit. PT Tiara Wacana Yogya.

Priyadi, Sugeng. 2012. Sejarah Lokal. Yogyakarta:Ombak.

Sudiono, Maryanto Wilis. dkk. 2009. Arsitektur Tradisional Rumah Adat Dayak Bidayuh Kalimantan Barat. Kalimantan Barat: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata

Putri. dkk. (2022). Eksistensi Lamin Adat Pemung Tawai Sebagai Identitas Sosial Masyarakat Dayak Kenyah. Psikostudia : Jurnal Psikologi Vol 6, No 2, Desember 2017.

Prihatink, L., Arkanudin, A., & Musa, D. T. Rumah Radakng sebagai Ikon Pariwisata Budaya di Pontianak Kalimantan Barat. Balale': Jurnal Antropologi, 2(1).

Riri, L., Ismunandar, I., & Istiandini, W. (2018). Fungsi Tari Maniamas dalam Upacara Adat Nyobeng pada Suku Dayak Bidayuh Desa Sebujit Kabupaten Bengkayang. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa, 7(6).

Guntur, A., Suwartiningsih, S., & Kudubun, E. E. (2019). Upacara Nyobeng Di Desa Lhi Buie Kecamatan Siding Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat. Cakrawala Jurnal Penelitian Sosial, 8 (1).

Riset, K. Pelaksanaan Adat Nibakng/Nyobeng Dayak Bidayuh Di Desa Sebujit Kecamatan Siding Kabupaten Bengkayang.


Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.license.cc.by-nc4.footer##